Sejarah Malam(1000 Bulan) Lailatul Qadr


Menurut Riwayat Ibnu Abbas r.a., Suatu ketika Malaikat Jibril menceritakan kpd Nabi Muhammad S.A.W. kisah seorang lelaki pd Zaman Bani Israil yg berjuang fisabilillah terus menerus selama 1000 bulan atau lebih kurang 84 tahun.Pada malam hari lelaki itu akan mengerjakan ibadah dgn tekun & pd siang hari dia berjuang melawan musuh yg merusak agamanya.
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bercerita kepada para sahabatnya tentang pejuang dari Bani Israil tersebut yang tak lain adalah Sama'un.

Para sahabat ketika mendengar cerita tersebut, merasa kecil hati dengan amal ibadah dan perjuangan orang tersebut. Mereka ingin melakukan amal ibadah dan perjuangan yang sedemikian rupa. Hanya saja umur kehidupan mereka jarang lebih dari enam puluh atau tujuh puluh tahun. Di dalam hadist disebutkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: "Usia ummatku sekitar enam puluh atau tujuh puluh tahun",

Ketika para sahabat sedang berpikir dan merenung, datanglah malaikat Jibril  kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam membawa wahyu dan kabar  kembira kepada Rasulullah dan para  sahabatnya. Berkata malaikat Jibril Alaihis Salaam: "Allah Subhanahu Wa  Ta'ala telah menurunkan kepadamu ya Rasulullah surat Al Qadr, di mana  di dalamnya terdapat kabar gembira untukmu dan ummatmu, di mana Allah  menurunkan malam Lailatul Qadr, di mana orang yang beramal pada malam  Lailatul Qadr mendapatkan pahala lebih baik dan lebih besar dari pada seribu bulan. Maka amal ibadah yang dikerjakan ummatmu pada malam  Lailatul Qadr lebih baik dari pada seorang ahli ibadah dari kalangan  Bani Israil yang beribadah selama delapan puluh tahun"

Lalu malaikat  jibril membacakan surat Al Qadr yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah  menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemulian (Lailatul Qadr). Dan  tahukah kamu apa malam kemuliaan?. Malam kemulian itu lebih baik dari  seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan ruh dengan izin  Tuhannya untuk mengatur segala urusan.Malam itu penuh kesejahtraan  sampai terbit fajar. Maka dengan turunnya wahyu tersebut yang penuh  dengan kabar gembira, Rasulullah Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam  dan para sahabatnya merasa senang dan gembira dengan adanya Lailatul  Qadr.

Sumber: http://blog-sejarah.blogspot.com

Post a Comment

0 Comments